[Buku] Pak Tua yang Membaca Kisah Cinta


image

Judul : Pak Tua yang Membaca Cerita Cinta (Un Viejo Que Leia Historias de Amor Penulis : Luis Sepulveda Penerjemah : Ronny Agustinus Penerbit : Marjin Kiri Tahun terbit : Cetakan Pertama, Desember 2005 Halaman : 116 hlm ISBN : 979-99980-4-2 Sinopsis : Di desa kecil di tengah rimba raya Ekuador, seorang kakek menyepi mencari damai ditemani novel-novel cinta picisan yang didapatnya dari rumah bordir hilir sungai. Tapi kedamaian rupanya mustahil saat ‘peradaban’ terus merangsek menembus hutan. Ladang minyak. Demam emas. Perburuan. Alam pun membalas dendam lewat seekor macan kumbang. Seisi desa terancam dan si Kakek Tua tahu tak ada yang sanggup menghadapi hewan itu selain dirinya. Resensi : Aku salah mengira kalau si Pak Tua yang dimaksud adalah si Dokter Gigi. Namun peran si Dokter mengantarkan pembaca pada tokoh utama terasa menyenangkan. Aku bertaruh siapa pun yang membaca pasti tergelak membaca percakapannya dengan pasien yang meronta kesakitan, lalu ujarnya; “… aku tahu sakit memang. Salah siapa itu? Ayo! Salahkukah? Bukan! Pemerintah!” — hlm 1. Apa-apan? Kenapa juga sakit gigi adalah salah pemerintah.

Sejatinya, tokoh utama kisah ini adalah Antonio Jose Bolivar (saya suka sekali namanya), pada awalnya, ia menetap bersama istrinya di pedalaman Ekuador ini untuk memulai hidup baru, jauh dari kampung halaman mereka. Namun Sang Istri tidak bertahan lama, ia meninggal karena malaria. Kesedihan akibat ditinggal istrinya itulah yang membuatnya lebih suka membaca novel-novel cinta picisan, yang menyedihkan, namun berakhir bahagia. Bahkan Jose tanpa malu-malu akan menangis tersedu pada bagian yang melankolis. Kesenangan Sang Kakek terusik tatkala ada seorang pemburu kulit putih yang tewas karena serangan dari macan kumbang. Bersama rombongan yang terdiri dari walikota, dirinya dan beberapa orang lainnya mereka memburu si Macan. Pada awalnya Jose enggan. Ia hanya ingin diam di gubuknya dan membaca sementara rinai hujan di luar membuatnya kian menghayati suasana, tetapi dengan terpaksa ia pun harus ikut perburuan itu.

Pada tujuh halaman pertama, saya menyadari Luis Sepulveda menawan saya dengan narasinya yang apik. Sindiran-sindirannya yang ironi, dan dialog-dialognya yang segar serta lucu. 116 halaman novel ini begitu padat dan sarat pesan dari penulisnya tentang lingkungan hidup terutama alam.

Novel singkat ini saya baca dalam waktu lima jam saja, dengan perasaan yakin saya akan menyukai buku-buku Sepulveda yang lain. Semoga Marjin Kiri akan menerbitkan lebih banyak buku Sepulveda.  Atau karya sejenisnya.